ASPERGILLUS FLAVUS
PADA KACANG TANAH PENYEBAB KANKER HATI
Moch.
Agus Krisno Budiyanto, Ahmad Mundzir Romdhani, Ulfa Maulida Farid, Winda
Sulastri
Program Studi Pendidikan Biologi
Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang
Jalan Tlogomas 246 Malang
Abstrak
Aspergillus flavus salah
satu jenis jamur yang sering mengkontaminasi makanan hasil panen. Jamur ini
dapat menyebabkan infeksi Aspergillosis dan juga merupakan jamur yang paling
banyak menghasilkan aflatoksin. Aflatoksin adalah jenis toksin yang bersifat
karsinogenik penyebab kanker hati. kandungan aflatoksin dalam bahan pangan
adalah maksimum 30 ppb (bagian per sejuta). aflatoksin yang telah terdapat
dalam bahan pangan, terutama kacang tanah, tidak dapat hilang setelah direbus,
digoreng, disangrai atau diolah menjadi berbagai hasil olahan, dan ternyata
tetap mengandung aflatoksin dalam kadar yang membahayakan kesehatan.
kata
kunci: Aspergillus flavus, Aflatoksin, kanker hati
Pendahuluan
Aspergillus
flavus merupakan jamur yang biasa tumbuh
pada hasil panen yang mengandung minyak, misalnya kacang-kacangan, jagung,
cabe, biji kapas dan serealia (Supardi, 1999). Aspergillus flavus adalah salah satu jenis jamur yang sering
mengkontaminasi makanan. Jamur jenis ini dapat menyebabkan infeksi
Aspergillosis dan juga merupakan jamur yang paling banyak menghasilkan
aflatoksin. Aflatoksin adalah jenis toksin yang bersifat karsinogenik.
Aflatoksin dapat mengakibatkan keracunan dengan gejala mual dan muntah, dan
bila berlangsung lama penyakit yang timbul adalah kanker hati dan berakibat
meninggal dunia dan apabila seseorang mengkonsumsi bahan pangan yang
terkontaminasi aflatoksin konsentrasi rendah secara terus-menerus, maka hal itu
dapat merusak hati serta menurunkan sistem kekebalan pada tubuh.
Kacang tanah (Arachis hypogaea) adalah komoditas
pertanian yang bernilai ekonomi cukup tinggi dan merupakan salah satu sumber
protein dalam pola pangan penduduk Indonesia. Selain itu, kacang tanah
merupakan tanaman palawija yang menempati urutan ketiga setelah jagung dan
kedelai. Di Indonesia kacang tanah telah lama dimanfaatkan sebagai bahan
pangan. Produk olahan kacang tanah di antaranya ialah kacang kulit (kacang
garing), kacang atom, bumbu siomay, bumbu pecel, bumbu gado-gado, dan bumbu
sate. Menurut BPS (2009) di Indonesia pada tahun 2008 produksi kacang tanah
mencapai 770.054 ton. Dari
semua jenis bahan pangan hasil pertanian, kacang tanah merupakan bahan pangan
yang paling mudah dicemari oleh kapang Aspergillus flavus penghasil
aflatoxin, meskipun kapang ini dapat pula tumbuh pada jagung, kopra, kedelai,
cantel, kopi, coklat, beras, gaplek, tembakau, jamu dan lain-lain
Pembahasan
Aspergillus flavus merupakan jenis kapang saprofit merupakan jenis kapang saprofit di tanah yang
umumnya memainkan peranan penting sebagai
pendaur ulang nutrisi yang terdapat dalam sisa-sisa tumbuhan maupun binatang.
Kapang tersebut juga ditemukan pada biji-bijian yang mengalami deteriorasi
mikrobiologis selain menyerang segala jenis substrat organik dimana saja dan
kapan saja jika kondisi untuk pertumbuhannya terpenuhi. Kondisi
ideal tersebut mencakup kelembaban udara yang tinggi dan suhu yang tinggi.
![]() |
Aspergillus
flavus
Sumber : www.schoolproject2.com
Klasifikasi:
Kingdom :
Fungi
Phylum :
Ascomycota
Subphylum :
Pezizomycotina
Classis :
Eurotiomycetes
Sub classis :
Eurotiomycetidae
Ordo :
Eurotiales
Familia :
Trichocomaceae
Genus :
Aspergillus
Spesies :Aspergillus
flavus
Aspergillus flavus cenderung
lebih mematikan dan tahan terhadap antifungi dibandingkan hampir semua spesies Aspergillus
yang
lainya. Selain itu, kapang tersebut juga mengkontaminasi berbagai produk
pertanian.
1.
Morfologi Aspergillus
flavus
Morfologi Aspergillus
flavus dalam setiap fase hidupnya berbeda, meliputi fase:
a.
Mycelium
dan Sclerotia
Mycelium jamur
merupakan struktur yang cukup dominan ditemukan dalamtanah. Sclerotia juga bisa
terbentuk yang membuatnya bisa bertahan hidupcukup lama dalam tanah.
![]() |
Hifa Dari Aspergillus
Flavus
b.
Konidiofor

Konidiofor dari Aspergillus Flavus
Sumber
: noraramkita.blogspot.com
c.
Konidia

Konidia
d.
Mycelia
saprofit
Aspergillus flavus biasanya
tumbuh dan hidup sebagai saprofit di dalam tanah.Pertumbuhannya sangat didukung dengan adanya sisa-sisa tanaman dan hewan
dalam jumlah besar.
![]() |
2.
Anatomi Aspergillus flavus
Aspergillus flavus mempunyai hifa bersekat dan bercabang, pada bagian
ujung hifa terutama pada bagian yang tegak membesar merupakan bagian
konidiofornya. Konidiofora pada bagian ujungnya membulat menjadi visikel. Pada
vesikel terdapat batang pendek yang disebut sterigmata. sterigmata atau fialida
berwarna atau tidak berwarna dan tumbuh konodia yang membentuk rantai berwarna
hijau, coklat, atau hitam (Djarir Makfoeld, 1993).
3. Patogenitas Aspergillus flavus
Toxin yang dihasilkan
oleh Aspergillus flavus berupa mikotoksin. mikotoksin adalah senyawa
hasil sekunder metabolism jamur. mikotoksin yang dihasilkan oleh Aspergillus
flavus lebih dikenal dengan Aflatoksin. aflatoksin, dapat menyerang
sisten syaraf pusat yang bersifat
karsinogenik penyebab kanker pada hati, ginjal dan perut.
Kemampuan
jamur untuk membentuk aflatoksin bergantung pada faktor dan keadaan lingkungan
secara makroskopis (substrat, kelembapan, suhu, pH) dan lamanya kontak antara
jamur dan substrat. substrat dengan kadar karbohidrat tinggi akan menguntungkan
pembentukan aflatoksin dengan kadar glukosa 30%. Pemanasan
hingga 250 derajat Celsius tidak efektif menginaktifkan senyawa ini. Akibatnya
bahan pangan yang terkontaminasi biasanya tidak dapat dikonsumsi lagi. (Makhfoeld, 1993)
Di tahun 1960, masyarakat Inggris merayakan Natal
tanpa kalkun. Saat itu, hanya dalam waktu beberapa bulan, lebih dari 100.000
kalkun mati karena penyakit belum dikenal dan disebut “penyakit kalkun X”.
Penelitian-penelitian segera dilakukan. Tak lama kemudian, ditemukan bahwa
kalkun-kalkun itu mati karena memakan pakan berupa bungkil kacang tanah yang
telah tercemari kapang (jamur) Aspergillus Flavus yang menghasilkan
racun yang disebut aflatoksin.
Sejak saat itu, aflatoksin
banyak mendapat perhatian karena potensi bahaya yang dapat ditimbulkannya, bisa
menyebabkan penyakit dan bahkan kematian pada manusia serta hewan mamalia. Tak
hanya kapang Aspergillus flavus,
kapang lain seperti Aspergillus parasiticus
dan Aspergillus nomius juga dapat
memproduksi racun aflatoksin Aspergillus
flavus merupakan kapang yang tersebar meluas di alam. Kapang ini bisa
muncul di tanah, tumbuhan yang membusuk, biji-bijian yang mengalami kerusakan
mikrobiologis, dan dapat menyerang berbagai jenis substrat organik di mana pun
dan kapan pun asalkan kondisinya mendukung pertumbuhannya. Namun, kapang Aspergillus flavus yang mencemari suatu
komoditi tidak selalu membuat racun sehingga adanya kapang ini belum tentu
memberikan pencemaran racun aflatoksin.
FAO,
WHO dan UNICEF telah menetapkan bahwa “safe
level” kandungan aflatoxin dalam bahan pangan adalah maksimum 30 ppb
(bagian per sejuta). Juga dilaporkan oleh para peneliti kita bahwa aflatoxin
yang telah terdapat dalam bahan pangan, terutama kacang tanah, tidak dapat
hilang setelah direbus, digoreng, disangrai atau diolah menjadi berbagai hasil
olahan, dan ternyata tetap mengandung aflatoxin dalam kadar yang membahayakan
kesehatan.
Demikian pula
diharapkan peranan Dirjen POM (Pengawasan Obat dan Makanan) yang lebih besar
untuk mencegah timbulnya bahaya aflatoxin pada masyarakat. Pernah dilaporkan
bahwa semua kacang tanah yang terdapat di kota Bogor (di grosir-grosir) telah
mengandung aflatoxin dalam kadar yang membahayakan kesehatan.
4.
Kanker Hati
Aflatoksin bersifat karsinogenik pada
manusia dan hewan. Karsinoma hepatoselular secara umum diderita
500.000 orang tiap tahunnya di dunia, dengan 80% kejadian ditemukan di negara
berkembang dengan five year
mortality >95%. Karsinoma hepato selular ini merupakan penyebab morbiditas
dan mortalitas terutama di Cina dan Afrika.(13,19,20) Meskipun data kanker
hepar di negara berkembang sulit didapat secara rutin, diperkirakan kejadiannya
berkisar antara 16-32 kali bila dibandingkan yang dijumpai di Eropa dan Amerika
Serikat, yaitu kira-kira 2,5/100.000 dan menyebabkan kematian pada sekitar 8,8%
dari seluruh kematian karena penyakit kanker. Aflatoksin pada manusia terutama dikenal
sebagai agent yang dapat menyebabkan kanker hati, walaupun kanker paru ternyata
merupakan risiko yang juga dapat ditemui pada pekerja yang menangani padipadi yang
terkontaminasi.
Relevansi dengan Ayat
Al-Qur’an
QS. Yasin Ayat 33
Dan
suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah bumi yang mati.
Kami hidupkan bumi itu dan Kami keluarkan dari padanya biji-bijian, maka
daripadanya mereka makan.
QS. Al-An’am Ayat 95
Sesungguhnya
Allah menumbuhkan butir tumbuh-tumbuhan dan biji buah-buahan. Dia mengeluarkan
yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup. (Yang
memiliki sifat-sifat) demikian ialah Allah, maka mengapa kamu masih berpaling?
Kesimpulan
1. Aspergillus
flavus merupakan jamur yang biasa tumbuh
pada hasil panen yang mengandung minyak. Aspergillus flavus termasuk jenis kapang saprofit ditanah yang umumnya berperan penting
sebagai pendaur ulang nutrisi yang terdapat dalam sisa-sisa tumbuhan maupun
binatang.
2. Siklus hidup Aspergillus
Flavus meliputi fase Mycelium
dan Sclerotia, Konidiofor,
konidia, dan Mycelia
saprofit.
3. Aspergillus Flavus menghasilkan toksin yang berupa aflatoksin B1
(mikotoksin) yang bersifat karsinogenik penyebab kanker hati.
4. kandungan
aflatoxin dalam bahan pangan adalah maksimum 30 ppb (bagian per sejuta), aflatoxin
yang telah terdapat dalam bahan pangan, terutama kacang tanah, tidak dapat
hilang setelah direbus, digoreng, disangrai atau diolah menjadi berbagai hasil
olahan, dan ternyata tetap mengandung aflatoxin dalam kadar yang membahayakan
kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2013. Taxonomy browser (Aspergillus flavus). (online) http://www.ncbi.nlm.nih.gov/Taxonomy/Browser/wwwtax.cgi?id=5059, diakses pada tanggal 07 Oktober
2013.
Anonim. 2013. Aspergillosis
(Aspergilus). (online)
http://www.cdc.gov/nczved/dfbmd/diseaselisting/aspergillosis_gi.html. diakses pada tanggal 07 Oktober
2013.
Anonim. 2013. Aspergillus flavus
Anonim.
2013. Aspergillus
flavus. (online).http://schoolproject2.com. diakses tanggal 13 Oktober 2013.
Anonim. 2013. Hifa Dari
Aspergillus Flavus (online).
http:// www.doctorfungus.org. diakses tanggal 13 Oktober 2013.
Anonim. 2013. Konidiofor
dari Aspergillus Flavus (online) http://noraramkita.blogspot.com. diakses tanggal 13 Oktober 2013
diakses tanggal 13
OKtober 2013
Anonim. 2013. Aspergillus flavus (online). http://noraramkita.blogspot.com. diakses tanggal 13 Oktober 2013.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar